BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kunci
pembelajaran yaitu pada para pendiddik tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran
hanya guru yang aktif sedangkan siswa tidak aktif, pembelajaran menuntut
keaktifan kedua pihak. Suatu pembelajaran bisa dikatakan berhasil secara baik
jika guru mampu mengubah diri peserta didik serta mampu menumbuhkembangkan
kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh
peserta didik selama proses pembelajaran itu dapat dirasakan manfaatnya. Proses
belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang
belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari
adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu, George R.
Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi bagi
peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat
mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih lanjut, peserta didik
harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi kesempatan
untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru (pendidik) lebih berperan
sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan seperjalanan. Guru bukanlah
satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena itu, pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik (child centered), tidak tergantung pada text
book atau metode pengajaran tekstual.Berdasarkan latar belakang di atas
maka penulis mengajukan makalah yang berjudul “ Hakekat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas
pengertian dan hakekat dari belajar.
B.Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
- Jelaskan yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
- Jelaskan tujuan dari belajar dan pembelajaran?
C.Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
- Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar dan pembelajaran.
- Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran.
D.Manfaat
Penulisan
Hasil
penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat
praktif, sebagai berikut:
- Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap hakekat belajar dan pembelajaran.
- Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Belajar dan Pembelajaran
Hakekat Belajar
Belajar
adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah
tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W.
Gulö, 2002: 23).
Pada
dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif
dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses
yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada
fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh
witting yaitu :
- Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
- Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
- Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).
Definisi
yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap,
baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung,
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya
dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).
Dari
berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri
belajar, yaitu:
- Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
- Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
- Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
- Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
- Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Di
dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu
memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
- Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain.
- Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
- Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
- Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
- Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Dari
beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah
perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari
perubahan perilaku, yaitu :
Perubahan
yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan
perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan
Perubahan
yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan
dari keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
Perubahan
yang fungsional.
Setiap
perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang.
Perubahan
yang bersifat positif.
Perubahan
perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
Perubahan
yang bersifat aktif.
Untuk
memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
Perubahan
yang bersifat pemanen.
Perubahan
perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi
bagian yang melekat dalam dirinya.
Perubahan
yang bertujuan dan terarah.
Individu
melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Perubahan
perilaku secara keseluruhan.
Perubahan
perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi
termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. seorang
guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan
dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Hakekat Pembelajaran
Secara
umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik (Darsono,
2000: 24). Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan
cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana
belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses
belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan
mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Berangkat
dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan
hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana
penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik (student
of learning), dan bukan pengajaran oleh guru (teacher of teaching)
(Suryosubroto, 1997: 34). Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus
pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses
yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan
peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi
kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan
mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak
tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta
didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya (Fathurrohman & Sutikno,
2007: 9).
Pembelajaran
pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan,
sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru
adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha
sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai
dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator
yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan
kemampuan belajar peserta didik.
Fungsi-fungsi
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
- Pembelajaran sebagai sistem
Pembelajaran
sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain
tujuan pembelajaran , materi pembelajaran , strategi dan metode pembelajaran,
media pembelajaran/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran,
dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan).
- Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran
sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka
membuat siswa belaja, meliputi:
- Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi, buku atau media cetak lainnya.
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru , persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;
- Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.
Ciri-ciri
pembelajaran sebagai berikut :
- Merupakan upaya sadar dan disengaja
- Pembelajaran harus membuat siswa belajar
- Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
- Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
B.Tujuan
Belajar dan Pembelajaran
Tujuan
Intruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar
Guru-guru
merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan
instruksional khusus juga disebut sebagai sasaran belajar siswa. Tujuan
instruksional khusus mempertimbangkan pengetahuan awal dan kebutuhan belajar
siswa.
Dari
segi guru tujuan instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak
mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan instruksiona (umum dan khusus) dijabarkan
dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah.
Dari
segi siswa, sasaran belajar tersebut murupakan panduan belajar. Panduan belajar
tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar.
Keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat belajar selanjutnya.
Keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar siswa dengan
demikian merupakan tercapainya tujuan instruksional dan sekaligus tujuan
belajar bagi siswa.
C.Siswa
dan Tujuan Belajar
Siswa
dalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam
kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak
belajar. Pada umumnya semula siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat
informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti
bahan belajar beginya.
Siswa
mengalami suatu perses belajar. Dalam proses belajar tersebut siswa menggnakan
kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemempuan-kemampuan
kognitif, afektif, psikomotor yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi
semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya
penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasikan belajar, menyebabkan
siswa semakin sadarakan kemampuan dirinya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai deriku:
- Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku mental karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
- Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
- Tujuan belajar dan pembelajaran mencakup tujuan intruksional, tujuan pembelajaran, dan tujuan belajar
3.2.
Saran
Sehubungan
dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca
agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar
ditemukan pengertian dari hakekat belajar dan pembelajaran yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Darsono,
Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Fathurrohman,
Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.
Gulö,
W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Knight,
George R. 1982. Issues and Alternatives in Educational Philosphy. Cet.
XII, Michigan: Andrews University Press.
Naim,
Ngainun dan Patoni, Achmad. 2007. Materi Penyusunan Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roziqin,
Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola
Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto,
B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tilaar,
H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Dimyati dan Moedjiono.
2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya,
W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Siddiq, M. D.,
Munawaroh, I. dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional